14 November 2014

Lolypop Love

Oleh:
Lilih Putri Pratiwi




“Masih ingatkah kau dulu sewaktu kita masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Kau selalu saja minta dibelikan permen.” Rama mencoba mengingatkan kembali.

“Ingatanmu terlalu bagus dan kuat. Gigiku selalu sakit setiap malam karena terlalu banyak makan permen. Hehehe.” Maura selalu saja tertawa setiap mengingat masa kecilnya.

Tiada yang lebih membuat Rama kembali bahagia saat ini. Panti asuhan yang telah membesarkannya bersama Maura. Dan di panti asuhanlah ia menciptakan segala perasaan khusus untuk Maura. Rama tak lagi seperti yang dahulu, ketika ia resmi diangkat menjadi seorang anak dari sebuah keluarga yang kaya. Rama kini sudah menjadi dokter, seperti cita-citanya dahulu.

“Kenapa kau memutuskan untuk tetap di panti ini, Maura?” Rama mencoba membuka pembicaraan lain.

“Ada banyak hal, perpisahan itu menyakitkan. Aku sudah menganggap panti ini adalah keluargaku.”

“Maafkan, aku telah meninggalkanmu disini, Maura.”

Maura tertunduk, waktu cepat sekali berlalu. Rama dan Maura yang dulu masih sangat mungil dan lucu kini sudah beranjak dewasa. Maura tak tahu pertemuannya dengan Rama, membuat jantungnya berdenyut lebih cepat dari biasanya. Ini seperti pertemuan yang sudah direncanakan oleh Tuhan untuk mereka. Ini seperti sebuah takdir untuk mereka.

“Sudah lama sekali aku merindukanmu, Rama. Aku sedih setiap kali mengingatmu tak ada lagi di Panti.”

“Maaf, kalau kau terlalu lama menungguku. Semenjak lulus SMA dulu, aku selalu berharap ada orangtua yang mau mengadopsiku. Dan sekolahkan aku hingga tinggi dan cita-citaku tercapai. Apa kau tahu, itu semua demi Maura, agar kau mendapatkan suami yang mampu membuatmu bahagia.”

Maura memeluk Rama erat sekali, ada rindu yang tak mampu ia katakan melebihi kata rindu sekalipun. Kini Rama telah mencapai cita-cita yang didambakannya. Rama hanya ingin membahagiakan Maura kini. Rama ingin menjadikan Maura pasangan hidup yang selalu menemaninya.

“Aku sudah bahagia saat ini, Rama. Karena pertemuan ini.”

Rama mengambil sesuatu di dalam tasnya sambil tersenyum. Sebuah lolypop berbentuk hati. Rama segera menyodorkan lolypop itu.

“Lolypop ini tanda hatiku untukmu, maukah kau terima lolypop ini beserta hatiku Maura?”
Maura segera mengambil lolypop yang ditawarkan oleh Rama.

“Tentu saja aku terima hatimu, karena hatiku pun sudah kau miliki.”

Malam yang begitu dingin membuat keduanya terbawa susana romantis. Pertemuan yang begitu manis layaknya sebuah rasa lolypop. Penantian Maura untuk Rama telah berbuah manis. Dan tanpa tersadar mereka telah memautkan bibir mereka, kecupan demi kecupan hingga lumatan pun terjadi diantara mereka. Hanya beberapa detik saja, dan Rama segera mengakhirinya. Mereka pun saling bertatapan dengan senyuman menghiasi wajah mereka, betapa kebahagiaan itu telah mereka rasakan.

-SELESAI-


0 comments:

Post a Comment