Oleh:
Lilih
Putri Pratiwi
Perasaan
seperti apa ini sebenarnya, yang aku tahu cinta itu terjadi hanya dari kedua
belah pihak. Bukankah begitu? Tapi ini berbeda bukan cinta yang sama, bukan
cinta yang biasanya aku kenal ini cinta yang berbeda. Seharusnya ini tidak ada
dan tidak pernah terjadi. Ya, aku paham dan mengerti ini cinta segitiga. Ada aku,
kamu dan tentu saja dia.
Bukankah
cinta tak pernah salah? Bahkan cinta mampu membuat kita menggila bahkan tak
pedulikan perasaan siapapun. Yap, termasuk aku yang tak pedulikan jika saja dia
tau, aku dan kamu kembali merajut rasa ini. Rasa yang seharusnya ditimbun
dalam-dalam yang tak seharusnya kembali tercipta dalam ruang memori khusus.
Kamu dan
dia emang terlebih dahulu bersama, saat dia meninggalkanmu pergi dan kamu
bersamaku disini. Dia datang kembali mengemis segala cintanya padamu. Salah siapa
ini terjadi? Yang pasti ini bukan salahku dan ini bukan keinginanku. Aku tak
pernah mengiba untuk secuil rasa padamu. Kamu selalu saja datang dan menawarkan
segala kenyamanan rasa padaku. Dan apakah kamu tahu, aku pun menikmatinya
sangat menikmatinya.
Walaupun
aku tahu, kamu dan dia tetap menjalin bersama. Bukankah terkadang orang ketiga
terlalu menjadi spesial daripada orang pertama. Mungkin kamu bersama dia namun
aku tahu pasti, perasaan tak akan lagi sama. Meski kau mengatakan sekali lagi
tetap saja setia untuknya dan untukku.
Kelak aku
akan segera melepasmu, dan meninggalkanmu bersama dengan dia. Setelah kuyakini
kamu bahagia bersamanya. Aku hanya wanita biasa yang juga menginginkan cinta
yang utuh dari seseorang yang kukasihi. Jika orang yang kusayangi itu adalah
kamu, mungkin itu hanya dalam waktu saat ini saja. Karena aku yakin jika aku
jatuh cinta lagi, semua akan terlupakan, semua akan menjadi kenangan lama,
kenangan yang sudah saatnya ditutup di dasar memori.
“diantara dua pilihan,
sesungguhnya hanyalah satu yang terbaik. Dan aku berharap orang yang terbaik
itu adalah aku...”
0 comments:
Post a Comment