16 Mei 2015,
Selamat malam minggu dunia...
Ada kabar
apa hari ini? lama aku sudah tak menjentikan jemari bergoyang di atas keyboard, baru malam ini aku meluangkan
kesempatan untuk sekedar menceritakan
sedikit luka batin yang hampir menggerogoti seluruh hati. Aku ingin menyerah,
aku ingin mencampakkannya sampai aku tak melihatnya lagi, aku ingin tak peduli,
aku ingin membuangnya sebagai spam hati, aku ingin bahagia dengan seseorang
yang akan membahagiakanku nanti tapi aku tak menginginkan dia, bukan dia yang
aku cari selama ini. Aku tak ingin lebih, aku tak ingin harapan semu terus saja
menjalar dalam rongga batinku.
Dia hanya
laki-laki yang sering berbohong padaku, sering mengucap kata manis, sering
berakting penuh masalah besar, tapi nyatanya ah entahlah hanya dia dan Tuhan
yang tahu...
Hari ini
aku sedikit terbawa perasaan dan emosi kembali. Padahal jujur aku nggak mau
memiliki perasaan lebih lagi sejak peristiwa kemarin-kemarin. Aku masih selalu
ingat saat dia mencampakkan hatiku bagai racun yang masuk tak kunjung pergi. Aku
ingin menyudahinya sungguh aku ingin menyudahinya...
Tuan,
kau tahu bukan kesalahanmu padaku tak cukup hanya sekali...
Aku selalu
memaafkanmu dan kembali lagi padamu, jujur sejak kau ulangi lagi kesalahanmu
untuk yang ketiga kali, rasaku sedikit memudar dan aku tak yakin perasaanku
akan kembali subur seiring berjalannya waktu. Bukan salahku, ini murni bukan
salahku. Kaulah yang terlalu menyepelekan aku, kau anggap aku gadis bodoh yang
hanya mengagungkan atas nama cinta. Aku bukan gadis lugu berkacamata tebal
lagi, aku gadis yang sudah tumbuh dewasa dan memiliki beberapa pengalaman walau
tak banyak. Aku tak lagi gadis yang semata hanya mengagungkan atas nama cinta. Aku
tahu kenapa menjalin hubungan butuh logika tinggi, aku tahu alasannya karena
hanya mengandalkan perasaan saja hanya akan menikammu sendiri.
Tuhan...
Pertemukan
aku dengan seseorang yang memang ditakdirkan untukku, aku merasa hatiku telah
memberikan isyarat dia bukan jodoh yang terbaik untukku. Untuk apalagi aku
berharap dan untuk apalagi aku memohon agar dia tak pergi meninggalkanku. Perasaan
telah menguap seiring berjalannya waktu.
Maafkan
aku atas kepalsuan dan kebodohan ini, yang berkata aku masih begitu sayang
denganmu. Padahal jujur aku hampir tak merasakan perasaan apa-apa padamu lagi. Aku
hanya ingin menunjukkan kau seharusnya sadar, hati perempuan tak seharusnya kau
siakan kau dustakan. Kelak penyesalanmu tiada guna lagi.
Waktu yang
akan menjawabnya...
0 comments:
Post a Comment