Oleh:
Lilih
Putri Pratiwi
Ada langkah
yang ternyata selama ini aku salah. Aku terlalu menggenggam erat sebuah
perpisahan antara dua manusia, yang membuatku sendiri selalu enggan untuk
menghentikan perasaan di hati. Memupuk perasaan cinta hingga terciptanya
kebencian. Yang menganggap kisahnya sudah menjadi cerita Sang Adam dan Hawa
yang tak terpisahkan lagi.
Ada semburat
dendam yang menghiasi kala hati tersakiti. Yap, aku salah dan aku mengakuinya. Tak
seharusnya aku mencegah orang yang berniat untuk meninggalkanku. Kali ini aku
paham mencegah orang yang tak ingin lagi berada di samping kita hanya akan
melukai batin saja. Itu pun pernah terjadi, seseorang yang mempermainkan hati
dan itu sakitnya luar biasa. Dan bodohnya, aku meyakini ia pun bahagia
bersamaku. Padahal belum tentu seperti itu.
Langkah
yang tepat agar hati pun lekas merelakan seseorang itu pergi adalah
mengikhlaskannya. Ikhlas bukan berarti tidak sayang lagi. Ikhlas itu merupakan
langkah kecil kita untuk merelakannya, merelakan segala keputusan terbaik
meskipun salah satu pihak tak menganggapnya itu keputusan yang terbaik.
Aku percaya
ikhlas akan jauh lebih baik daripada harus menahan untuk terus berada di
samping kita. Jika memang dia jodoh kita, dia pasti akan kembali untuk kita. Percayalah,
ini mungkin perlu kekuatan hati yang besar. Bahkan, aku pun sedang belajar
untuk mengikhlaskan seseorang jika memang Tuhan tak mengijinkannya ia untuk
menjadi jodohku.
Di saat
kita sudah mengikhlaskan mungkin orang yang meninggalkan kita akan jauh lebih
bahagia. Bukankah betapa bahagianya juga kita melihat orang yang kita sayang
akan jauh lebih bahagia. Pada saatnya nanti pasti Tuhan akan membalaskan rasa
bahagia juga kepada kita. Berpikir positif memang membantu untuk berpikir
jernih daripada berpikir dengan ego diri sendiri.
Bahagia
itu sudah ada waktunya, dan kita akan meraih kebahagiaan itu di waktu yang
tepat nanti. :)
Ikhlas memang perlu waktu ya, Salut sama mereka yang bisa dengan mudah dan cepak ikhlas, karena taksemua bisa melakukannya :)
ReplyDeleteIya, mbak EL. Ikhlas itu hanya masalah waktu, tapi prakteknya emang tak semudah kata-kata hehehehe
ReplyDelete