19 November 2014

Laki-laki Bertubuh Tambun

Oleh:
Lilih Putri Pratiwi





Hei, kau iya kau itu kenapa kau malah menoleh ke arah yang lain. Kau si laki-laki bertubuh tambun, yang tak hentinya menggelitik hatiku dengan pesonamu. Membiarkan diri terus terkena racun yang menyakitkan itu bagai dosis tinggi yang terlarang untuk kujangkau dan kunikmati. Alhasil membuat diri terbuai bahkan kecanduan bila sehari saja, aku tak tahu kabarmu.

Sakit itu pasti, terkadang seseorang tak mampu untuk pergi meninggalkan segala sesuatu yang menjangkitinya. Iya dan itu termasuk aku, saat aku mulai mencintai laki-laki bertubuh tambun itu. Sudah tahu akan akibat yang lebih menyakitkan, aku masih saja mendekati bara api yang setiap saat akan membakar hati sewaktu-waktu. Aku bukannya bodoh, aku hanya ingin menikmati mimpi indah ini. dan rasanya aku tak ingin terbangun dengan meratapi kenyataan yang ada dan tak sejalan ini.

Hei, kau laki-laki bertubuh tambun, masihkah kau mencintaiku seperti dulu, masihkah aku ada dalam hatimu itu. Aku ingin sekali mendekapmu barang beberapa menit saja, aku hanya  ingin pastikan lagi jika memang kau sudah tak membutuhkanku dan jika kau sudah tak sudi lagi menganggapku masih ada di dunia ini.

Yang harus kau tau, perasaan ini bukan sebuah permainan yang mampu dibuka dan ditutup semaumu. Ini bukan juga permainan perasaan yang setiap waktu bisa berubah-rubah. Aku mencintaimu dan masih mencintaimu hingga detik ini. Jangan hanya kau renggut hati ini, tapi milikilah aku. Bawa aku dalam kehidupanmu, bawa aku ke bapak penghulu agar tiada lagi perpisahan yang menyakitkan antara kau dan aku. Gadis biasa ini membutuhkanmu sebagai imam kehidupanku.

Ini suara hati kecilku, Tuhan lebih tahu yang terbaik untukku. Jika memang dia jodohku, dia pun akan kembali untukku. Kembali untuk menatapku, kembali untuk selalu mencintaiku dan kembali untuk tetap bertahan hanya untuk satu cinta yaitu aku.



0 comments:

Post a Comment